Mengenai Saya

Foto saya
keturunan jawa asli yg numpang lahir dan numpang gede di MANADO, seorang anak gadis, seorang kakak, seorang cumlauder, seorang sarjana pertanian, seorang magister sains, seorang calon istri

Sabtu, 03 Desember 2011

TO BE A PLANNER

Seorang perencana wilayah tidak akan mampu menguasai keseluruhan proses perencanaan wilayah karena membutuhkan disiplin ilmu yang cukup banyak. Perencana wilayah perlu BEKERJA SAMA dengan berbagai pihak dari disiplin ilmu lain sehingga keseluruhan proses dapat dilalui dan menghasilkan rencana terbaik. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada orang yang dapat menguasai seluruh ilmu yang menyangkut perencanaan wilayah. Keahlian di bidang perencanaan wilayah dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu :

1. Keahlian di bidang substansi / metode / teknik analisis dalam perencanaan wilayah

2. Keahlian di bidang ilmu sektoral sesuai dengan bidang / sektor yang ikut direncanakan

Dengan demikian, perencana wilayah harus menguasai substansi (materi) / metode / teknik analisis perencanaan wilayah dan satu atau lebih ilmu sektoral. Apabila sektor yang direncanakan di luar ilmu sektoral yang dikuasai, perencana wilayah harus mencari tenaga ahli sektoral yang dimaksud dan mengajaknya bekerja sama dalam sebuah tim. Hal ini berarti bahwa seseorang perencana wilayah harus memiliki pengetahuan atau informasi yang cukup luas. Dengan demikian, ia mampu menetapkan tambahan tenaga ahli yang dibutuhkan. Akibatnya, pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik tetapi organisasi perencanaan itu cukup efisien yaitu tidak menggunakan orang/tenaga ahli secara berlebihan. Terkadang si perencana dapat juga mengurangi personalia tim dengan cara orang yang memiliki keahlian sektoral khusus tersebut hanya dijadikan narasumber (pemberi informasi). Akan tetapi, hal ini dapat dilakukan apabila informasi yang dibutuhkan merupakan bidang yang sempit dan tidak merupakan inti perencanaan. Apabila berkaitan dengan inti perencanaan, keahlian orang tersebut mungkin dibutuhkan dalam keseluruhan proses perencanaan.

Seorang perencana wilayah harus menguasai ilmu perencanaan wilayah. Isi ilmu perencanaan wilayah dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu substance, method dan tool.

Substansi/materi bersangkut paut dengan materi atau inti permasalahan yaitu bagaimana manusia bertingkah laku dalam ruang wilayah. Bagaimana manusia beradapatasi dengan potensi/kondisi ruang yang berbeda, apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari serta prinsip apa yang digunakannya dalam bertindak dan bertingkah laku pada ruang wilayah tersebut. Wilayah memiliki potensi yang berbeda pada lokasi yang berbeda. Bagaimana manusia beradaptasi dengan kondisi tersebut. Dalam hal ini kita melihat manusia menerapkan prinsip efisiensi untuk mendapatkan kemakmuran setinggi mungkin dan faktor jarak cukup berpengaruh dalam interaksi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Berbagai cabang ilmu yang terkait dengan hal ini antara lain teori lokasi, ruang dan perwilayahan, pengetahuan akan potensi wilayah dan kesesuaian lahan, prinsip ekonomi pada umumnya, utamanya ilmu ekonomi regional.

Metode bersangkut paut dengan urutan lazim ditempuh manusia dalam menyusun rencana untuk memanfaatkan ruang dan memperbaiki kehidupannya. Terkadang metode ini sudah ada yang dibakukan baik dengan ketentuan pemerintah maupun kelaziman yang sudah diterima secara luas.

Alat adalah berbagai teknik analisis yang membantu manusia memantapkan metode perencanaan yang diterapkan. Namun perlu dicatat bahwa ketiga pembagian diatas tidak bersifat terpisah secara mutlak tetapi bisa overlap (tumpang tindih). Misalnya suatu topik ilmu bisa dikategorikan sebagai substance apabila digunakan untuk menganalisis kondisi saat ini akan tetapi kemudian berubah menjadi tool apabila digunakan untuk proyeksi atau untuk mengatur kebijakan di masa yang akan datang.

Berikut ini diuraikan bidang keahlian yang perlu dikuasai perencana wilayah meskipun pengelompokannya tidak dibedakan secara tegas karena sifat tumpang tindih antara kelompok yang satu dengan lainnya.

Daftar bidang keahlian ini juga akan dilanjutkan dengan pengetahuan pendukung untuk melengkapi keahlian seorang perencana wilayah:

1. Teori lokasi

Membahas berbagai prinsip yang terkait dengan lokasi utamanya pengaruh jarak terhadap tingkah laku manusia. Intinya penerapan prinsip ekonomi yang terkait dengan jarak dan ruang. Pengetahuan di bidang potensi lahan. Kesesuaian lahan/kemampuan (daya dukung) lahan

2. Dasar-dasar ekonomi pembangunan dan ekonomi regional

Suatu pengetahuan akan prinsip yang digunakan manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhannya yang terkait dengan ruang. Hal ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membuat pilihan yang tepat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi wilayah. Hal yang sangat perlu dikuasai antara lain pengetahuan tentang kebijakan umum pembangunan ekonomi, nilai tambah, akun regional dan berbagai teori tentang pertumbuhan ekonomi regional yang sebagian diambil dari teori ekonomi pembangunan tetapi telah dimodifikasi untuk menganalisis ekonomi wilayah seperti teori ekonomi klasik, Harrod-Domar, neoklasik, basis ekonomi, ekonomi interregional dan analisis input output regional

3. Teknik analisis

Untuk mengetahui potensi dan struktur ekonomi wilayah menyangkut topik seperti LQ, analisis shift share, berbagai tekbik pengukuran serta teknik perhitungan dan proyeksi perekonomian regional (PDRB). Bagian ini bersifat ganda yaitu terkadang bersifat substance dan terkadang bersifat tool. Apabila membahas kondisi saat ini maka dia bersifat substance akan tetapi bila digunakan untuk mengatur kebijakan ke depan maka dia bersifat tool.

4. Berbagai metode perencanaan wilayah

baik yang sudah dibakukan atau yang lazim digunakan ataupun hasil inovasi sepanjang dapat memberikan hasil yang terbaik dan dapat diterima oleh masyarakat

5. Berbagai alat analisis atau tools dalam perencanaan wilayah menyengkut topik seperti proyeksi penduduk, model gravitasi, linear programming, analisis statistic, decision theory, berbagai metode pembobotan/skala prioritas dan berbagai metode kuantitatif lainnya. Model gravitasi bersifat ganda sebagai alat untuk menjelaskan intraksi antarlokasi maka sifatnya adalah substance tetapi apabila digunakan untuk mengatur rencana lokasi proyek di masa yang akan datang maka sifatnya adalah tool.

6. Berbagai pengetahuan pendukung di bidang ekonomi seperti teori investasi public, analisis biaya manfaat, evaluasi proyek dan evaluasi program.

7. Pengetahuan tentang keuangan daerah termasuk sumber dan metode pembiayaan pembangunan di daerah

8. Pengetahuan tentang kelembagaan daerah yaitu lembaga mana yang berwenang dan bertanggung jawab untuk masing-masing jenis kegiatan di daerah

9. Pengetahuan tentang karakteristik dan sikap sosial masyarakat terhadap berbagai kegiatan pembangunan

10. Topik khusus seperti tata ruang/tata guna tanah, perencanaan pemukiman, perencanaan transportasi, analisis lingkungan hidup dan lainnya yang bisanya dijadikan bidang profesi.

Keahlian/pengetahuan yang dikemukakan diatas tidaklah kaku artinya bisa saja berubah sesuai dengan kondisi setempat dan perkembangan waktu. Topik yang dikemukakan diatas tidak pula berarti harus seluruhnya dikuasai oleh seorang perencana wilayah karena banyak topik yang merupakan mata kuliah pilihan sehinga kerja sama di antara berbagai keahlian dalam sebuah tim tetap dibutuhkan.

Tarigan, Robinson. 2009. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara

Tidak ada komentar: