Mengenai Saya

Foto saya
keturunan jawa asli yg numpang lahir dan numpang gede di MANADO, seorang anak gadis, seorang kakak, seorang cumlauder, seorang sarjana pertanian, seorang magister sains, seorang calon istri

Sabtu, 03 Desember 2011

CAR FREE DAY (“MOBIL BEBAS HARI”)

Launching Car Free Day (CFD) pada hari Sabtu tanggal 29 Januari 2011 dinilai cukup meriah dimana kawasan Mega Mas Boulevard jadi pusat olahraga. Ribuan pesepeda dipimpin oleh Gubernur Sulut memenuhi jalanan dari Boulevard, Samrat dan Sario. Dan mulai hari Minggu, setiap pukul 06.00 WITA sampai 09.00 WITA kawasan Boulevard menjadi bebas kendaraan. Jalan utama ini akan dijadikan pusat santai dan olahraga pagi hari bagi warga Manado dan sekitarnya. Terobosan ini untuk mengurangi polusi akibat asap kendaraan, juga untuk memasyarakatkan olahraga bagi masyarakat Sulut. Masyarakat juga bisa memanfaatkan program tersebut untuk berolahraga di kawasan Boulevard. Diharapkan dengan diberlakukannya CFD ini maka kawasan tersebut akan semakin ramai sehingga bisa menjadi ikon wisata olahraga di Sulut. Mendukung kegiatan Sulut untuk menjadi Kota Ekowisata di tahun 2011 ini.

Tapi, apa sih CFD itu? Dalam bahasa Indonesia terjemahan bebasnya adalah ‘Hari Bebas Kendaraan Bermotor’. Sebuah program dunia yang bertujuan menekan polusi yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor. Bermula di negara-negara kawasan Eropa pada akhir dekade 90-an (1997 – 2000) dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2007, tepatnya di uji coba di DKI Jakarta pada bulan Juni.

CFD (mobil bebas hari? ;p), atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor di ibukota resmi dicanangkan oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi DKI Jakarta sejak tahun 2007. Entah kenapa bangsa ini “malas” membuat atau memakai nama Indonesia bahkan dalam urusan resmi untuk banyak orang seperti ini. Bapak-bapak pejabat itu pun mengumumkan program ini dengan bahasa aslinya.

Apa yang salah dengan ‘Hari Bebas Kendaraan bermotor’? Kalau memang dirasa kepanjangan, kenapa tidak pakai singkatannya (HBKB)? Atau kalau mau agak capek sedikit, mari dicari akronimnya! HARBOR, RIBKOR, BASMOR, atau Anti RANMOR? Yang penting lebih dimengerti semua kalangan, sehingga tak ada lagi pengemudi RANUM (kendaraan umum) yang tak tahu apa artinya. Karena dirasakan hingga saat ini, pasca launching, sosialisasi tentang CFD ini kurang begitu terasa di kalangan masyarakat awam selaku pengguna jalan raya.

Sejak Jakarta menjadi kota pertama yang menerapkan CFD sebagai rasa kepedulian terhadap isu pemanasan global, kota-kota besar lainnya di Indonesia pun mulai meniru gerakan tersebut sebagai rasa kepeduliannya terhadap pemanasan global, antara lain Bandung, Jogjakarta, Surabaya dan kota lainnya.

Awal tahun 2009,pemerintah kota Surabaya setiap bulannnya mengadakan kegiatan CFD dan berlangsung hingga sekarang dilakukan di hampir setiap minggunya. Kegiatan tersebut pertama kali di lakukan di jalan protokol utama, tepatnya di jalan raya Darmo dan selanjutnya kini pun kegiatan tersebut juga di lakukan di jalan Kertajaya dengan durasi waktu sekitar 4 jam, mulai dari pukul 06:00 WIB – 10:00 WIB. Kegiatan CFD di Surabaya pun mulai dilakukan di kota-kota di Jawa Timur antara lain Mojokerto dan Gresik. Kegiatan CFD di Surabaya ini tentunya di tanggapi positif oleh warga kota Surabaya.

Namun keberadaan kegiatan CFD yang dilakukan di seluruh wilayah kota besar di Indonesia semoga tidak mubazir dan bukan hanya sekedar pengalihan arus lalu-lintas semata. Karena yang kita ketahui saat terjadi kegiatan CFD, jalan yang di jadikan kegiatan CFD ditutup dan semua kendaraan yang akan melintasi jalan tersebut di alihkan ke jalan lainnya yang akhirnya di jalan tersebut terjadi penumpukan kendaraan dan kepadatan arus lalu-lintas. Jika hal tersebut terjadi, tujuan utama CFD untuk mengurangi dampak pemanasan global tidak ada artinya, sebab yang terjadi hanya pengalihan tempat berkumpulnya polusi udara di satu tempat ke tempat yang lainnya. Artinya polusi bukannya berkurang tetapi tetap dan mungkin bertambah.

Namun dalam hal ini bukannya CFD tidak memiliki hasil yang positif bagi lingkungan, tetapi akan baiknya jika saat kegiatan CFD, pengalihan arus yang dilakukan harus di pikirkan secara matang agar tidak terjadi kepadatan lalu-lintas di areal lain, sehingga kegiatan CFD berjalan secara maksimal sesuai dengan tujuannya yaitu untuk mengurangi dampak pemanasan global.

Selain itu, hal yang dianggap kurang menguntungkan dari kegiatan CFD misalnya di Jakarta dari segi kuantitas, CFD mengalami kemunduran karena sejak pelaksanaannya di minggu terakhir bulan September 2007 hingga terakhir 22 Februari 2009, waktu pelaksanaannya semakin dimajukan. Awalnya bagus karena berlangsung sejak pukul 06.00 hingga 16.00 WIB. Namun sejak Januari 2008 menjadi lebih pendek, yaitu sampai pukul 14.00 WIB dan kemarin hanya sampai pukul 13.00 WIB, menyebabkan masyarakat tetap menggunakan kendaraannya saat hari pelaksanaan CFD. Dari segi kualitas, terlihat beberapa elemen masyarakat tidak patuh asas. Ini menunjukkan tidak adanya koordinasi antarinstansi dan lemahnya sosialisasi. Kiranya hal ini bisa menjadi pembelajaran sehingga kelak tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti ini.

CFD pun tak ayal mungkin saja dapat menjadi ruang sosial yang hiruk pikuk. Polusi udara mungkin memang berkurang, tetapi polusi suara dan sampah pasti bertambah. Serta mungkin dapat makin padat pesan, yang tidak semuanya relevan dengan tujuan CFD atau gagasan hijau umumnya.

Keberhasilannya menciptakan ruang sosial merupakan hal tersendiri. Mungkin suatu by-product. Namun, mungkin memang berguna untuk penduduk Manado, yang nampaknya merindukan ruang ekspresi begini. Kedudukan Jalan Boulevard sebagai pusat kekayaan Manado (dan Indonesia) dengan Central Business District-nya bagi sebagian besar penduduk Kota Manado akan nampak manis sekali ketika sekali-sekali bisa dikuasai oleh rakyat. Jangan sampai CFD mendapatkan tanggapan pro kontra dari pelbagai elemen masyarakat. Yang dianggap kegiatan itu cenderung seremonial dan tidak ada kaitannya dengan substansi kepentingan rakyat.

Ada pun manfaat yang bisa dirasakan dari adanya CFD ini yaitu kegiatan tersebut akan memberikan banyak manfaat, khususnya bagi lingkungan hidup dan secara umum bagi kesehatan masyarakat. Minimal ada dua hal yang bisa ditarik manfaatnya dari CFD. Yang pertama adalah sosialisasi perlunya lingkungan sehat yakni masyarakat bisa berolahraga dan berjalan kaki di kawasan bebas kendaraan bermotor, sekaligus mengurangi tingkat polusi yang semakin parah sejalan dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor semakin signifikan setiap bulan.

Yang kedua, dengan CFD diharapkan bisa menyadarkan masyarakat untuk menggunakan alternatif baru dalam bidang transportasi, seperti menggunakan bendi, sepeda atau kalau jaraknya dekat dengan berjalan kaki saja, begitu pula anak-anak sekolah.

Bahkan diharapkan agar program tersebut bisa diberlakukan secara berkesinambungan tidak hanya di kawasan tertentu (Boulevard) saja karena jika diterapkan di beberapa tempat dalam waktu bersamaan dan rentang waktu lebih lama, tentu saja kualitas udara di Kota Manado akan semakin baik.

Kegiatan CFD ini bukanlah satu-satunya cara untuk mengurangi polusi udara di kota-kota besar di dunia, tapi paling tidak dapat sedikit mengurangi dan kampanye agar pemilik kendaraan semakin sadar mengurangi emisi gas buang dan menjaga kualitas lingkungan hidupnya masing-masing.

Uji coba CFD ini akan menambah daya tarik kota Manado. Sebaliknya dari kalangan lain, mungkin akan ada yang menganggapnya hanya akan menghambat kegiatan bisnis, karena tertutupnya jalan sehingga akan menurunkan pendapatan. Kita perlu mengetahui adanya acara yang baik ini, kita akan menjadi maklum, untuk orang yang tidak mengerti manfaat program ini pasti akan tidak suka terhadap program ini, makanya sosialisasi perlu dan ini memakan waktu panjang, tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jika warga merespon terhadap uji coba ini positif, ada baiknya diberlakukan jalur-jalur tertentu yang akan dijadikan jalur bebas kendaraan bermotor pada hari-hari yang telah ditentukan. Ada baiknya CFD nantinya akan diisi dengan kegiatan edukatif. Pesertanya terdiri dari siswa sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Sementara untuk tingkat SD, kegiatan mewarnai namun diberi tema tentang lingkungan hidup. Dilakukan kerjasama pula sehingga bisa digelar layanan hotspot dan internet gratis. Kiranya, CFD di Kota Manado yang telah di-launching awal tahun ini dapat menjadi awal yang baik untuk kesehatan lahiriah maupun batiniah masyarakat Kota Manado.


Tidak ada komentar: