Mengenai Saya

Foto saya
keturunan jawa asli yg numpang lahir dan numpang gede di MANADO, seorang anak gadis, seorang kakak, seorang cumlauder, seorang sarjana pertanian, seorang magister sains, seorang calon istri

Sabtu, 01 September 2012

01 atau 03?

Tanggal 28 Agustus tepat pukul 12 siang WIB, kami tiba di soetta dengan mengeluarkan ongkos jasa porter seharga 50 ribu, setelah itu kami bergegas menuju 'Cempaka Rest' dan menemukan sapo tahu serta kikil sapi seharga 40-an ribu, dengan harga semahal itu tak ayal membuat seorang bule datang menghampiri pelayan dan menanyakan kebenaran harga dan porsi makanan tersebut karena menurutnya harganya terlalu mahal dengan porsi makanan yang terlalu-sedikit-banget!
Setelah asupan gizi terpenuhi kami melanjutkan perjalanan, niatan pertama untuk menaiki damri tapi papa berubah pikiran melihat barang bawaan yang begitu banyak. Akhirnya, tawaran taksi gelap avanza seharga 200-an ribu kami sambit dan mereka siap mengantarkan kami menuju kampus IPB Dramaga. Sepanjang perjalanan, kisah terus terurai, yang mana si bapak supir ternyata pensiunan Depdagri.
Sesampainya di kampus IPB Dramaga (Setelah sebelumnya sempat nyasar dan tanya orang sana sini), kami tiba di asrama Internasional, dengan tarif spesial karena ada event pengisian KRS kami lalu mengiyakan untuk menyewa 2 kamar seharga masing-masing 140 ribu. Fasilitas kamar mandi dalam, kasur yang empuk, meja dan kursi, 2 lemari besar dan kipas angin membuat saya cukup nyaman walaupun kamarnya agak kecil. Setelah malamnya lagsung dijamu reza bahkan ditawari untuk mengelilingi kampus di malam hari menuju Babakan Raya (Bara) yang ramainya minta ampun, banyak mahasiswa berkeliaran mencari sesuap nasi. Pilihan kami jatuh pada rumah makan Padang, makan bertiga dengan teh manis serta minuman dingin merogoh kocek sekitar 20-an ribu, lumayan terjangka. Kami lalu melanjutkan perjalanan melihat kos Zafira (yang kini saya diami), papa sepertinya tertarik dan langsung menghubungi pemilik kos untuk menanyakan perihal kos tersebut. Setelah itu kami bergegas pulang setelahnya dengan menumpangi ojek ketika sampai di Berlin.
Esok paginya, 29 Agustus kami dijemput reza lagi yang telah menunggu di gazebo asrama untuk keliling lagi. Kali ini kami menyusuri sisi lain IPB, dengan jalan yang lebar, bersih, asri, sejuk dan pemandangan hutan tengah kampus yang dicirika dengan batang pohon besar yang tumbuh tinggi menjulang, membuat kepala saya mendongak terus tanpa sadar. Melewati pertanian, teknik, gudang buku, kantin, tempat fotocopy dan tibalah kami di FEM, tempat kuliah saya kelak.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Graha Widya Wisuda (GWW), sempat berfoto ria dan perjalanan dilanjutkan ke perwira, tempat kos yang direkom sye, proses penyeberangan jalan agak sulit dengan situasi lalu lintas yang tak kondusif, sepertinya untuk saat ini perlu mengurungkan niat untuk ngekos disini. Setelahnya kami menerobos pintu pagar yang hanya bisa dilewati orang lalu lalang, ada pangkalan ojek didekatnya. Kami menelusuri lapangan depan GWW dan menuju logo IPB sebagai tujuan berfoto selanjutnya. Logo IPB tepat berada ditengah apitan green house, terus lagi kita akan temui Gedung Andi Hakim. Kami bergegas pulang dengan melalui jalan pintas lagi, menuju samping gedung Andi, melewati bank Mandiri dan danau buatan lalu tembus di Perpustakaan dimana gedung MKDU berada (tempat TOEFL Test). Setelahnya kami menaiki ojek menuju asrama.
Tepat hari itu juga papa memutuskan untuk segera pindah dan check out dari asrama menuju Zafira. Kami menyewa angkot Pak Unyil, yang anaknya dosen IPB dan sekarang sedang menempuh studi lanjut di Jerman!!! 50 ribu sebagai ucapan terimakasih mungkin tidak sebanding dengan tenaga, kebaikan dan tentu saja kisahnya...
Tibalah di kos, dilema memilih kamar kos pun terjadi.

Tidak ada komentar: